JUSUF kALLA berikan kuliah umum di Unand
PADANG,Di tengah penjelasannya di hadapan ribuan mahasiswa Unand dan pelajar pada kuliah umum kewirausahaan, Jumat (15/1), Jusuf Kalla (JK) sempat bertanya kepada salah seorang peserta. JK menanyakan seputar latar belakang keluarga hingga cita-cita sang mahasiswa.
"Siapa yang orang tuanya berlatar belakang pengusaha?,"tanya JK.
Terlihat hanya puluhan orang yang mengangkat tangan. Tiba-tiba, mata JK memandang ke arah salah seorang mahasiswa di depannya, agak ragu-ragu mengangkat tangan. Kontan saja JK menanyakan kepada mahasiswa tersebut siapa namanya.
"Saya Erik Okto Fernandes, pak. Saya mahasiswa Fakultas Teknik Unand,"kata orang yang dimaksud.
Lalu JK menanyakan apa pekerjaan orang tuanya. Agak malu ternyata Erik menyatakan pekerjaan orang tuanya. JK kembali menanyakan dengan logat khas Bugisnya.
"Ayah saya berjualan ikan pak,"kata Erik.
JK langsung berseloroh, "Nah, bapakmu kan pengusaha juga. Kenapa tadi malu-malu? Malu sama bapakmu? Sama saja dengan memalukan pengusaha,"kata JK yang disambut tawa peserta.
JK kembali bertanya, "Enak mana jadi Pengusaha atau PNS?"
Erik menjawab, "Jadi PNS, pak,"katanya sudah agak percaya diri.
"Gaji PNS berapa? Cita-cita menjadi PNS boleh, tetapi jangan terlalu berharap menjadi PNS. Pedagang kan tidak ada pendaftarannya,"kata JK.
Erik, mahasiswa asal Pesisir Selatan ini langsung menjawab, "Kalau PNS kan hidup terjamin pak. Ada pensiunannya,"katanya kepada JK.
Kemudian JK menanggapi, "Kalau tidak mau jadi pengusaha, untuk apa kau ikut kegiatan ini?,"lagi-lagi tawa peserta meledak mendengar komentar JK.
"Lebih baik seperti saya, menjadi pengusaha dan pernah jadi Wapres". Para hadirin pun kembali tertawa mendengar jawaban JK.
Dalam kuliah umum kewirausahaan tersebut, JK didampingi oleh Sekdaprov, Firdaus K, Syafi'i Ma'arif, Bachtiar Chamsyah (mantan Menteri Sosial), Fahmi Idris(mantan Menteri Perindustrian), dan Asli Chaidir. Kegiatan ditutup dengan pembacaan doa oleh Buya Masoed Abidin.
Motivasi diri mengasah mental Pengusaha
Dalam kesempatan tersebut, Jusuf Kalla (JK) menyatakan bahwa kesuksesan orang Minang menjadi pengusaha tidak hanya mengandalkan otot, tetapi juga menfungsikan otak dengan sebaik-baiknya.
"Karena itulah orang Minang menjadi saudagar yang pintar,"kata JK dengan logat Bugisnya.
Lebih lanjut, JK yang juga Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) menyatakan bahwa terjun ke dalam dunia kewirausahaan, butuh pengalaman. Karena pengalaman adalah guru yang terbaik.
"Apa perbedaan antara pengalaman dengan guru?,"tanya JK kepada ribuan peserta yang memadati ruangan PKM Unand.
Dijelaskan JK, pengalaman lahir dari menguji dahulu baru mengajar. Sementara guru, mengajar dahulu baru menguji. Lagi-lagi, tawa terdengar dari peserta.
JK menjelaskan bahwa dalam agama Islam, posisi pengusaha dijunjung tinggi. Menurutnya, menjadi pengusaha merupakan salah satu sunnah Rasul, Muhammad SAW. Karena Rasulullah, semasa hidupnya juga tercatat sebagai seorang pengusaha.
"Makanya, pengusaha itu tidak tergantung dari latar belakang pendidikan. Motivasi yang paling penting, tekad, kemauan dan optimisme,"kata JK
"Siapa yang orang tuanya berlatar belakang pengusaha?,"tanya JK.
Terlihat hanya puluhan orang yang mengangkat tangan. Tiba-tiba, mata JK memandang ke arah salah seorang mahasiswa di depannya, agak ragu-ragu mengangkat tangan. Kontan saja JK menanyakan kepada mahasiswa tersebut siapa namanya.
"Saya Erik Okto Fernandes, pak. Saya mahasiswa Fakultas Teknik Unand,"kata orang yang dimaksud.
Lalu JK menanyakan apa pekerjaan orang tuanya. Agak malu ternyata Erik menyatakan pekerjaan orang tuanya. JK kembali menanyakan dengan logat khas Bugisnya.
"Ayah saya berjualan ikan pak,"kata Erik.
JK langsung berseloroh, "Nah, bapakmu kan pengusaha juga. Kenapa tadi malu-malu? Malu sama bapakmu? Sama saja dengan memalukan pengusaha,"kata JK yang disambut tawa peserta.
JK kembali bertanya, "Enak mana jadi Pengusaha atau PNS?"
Erik menjawab, "Jadi PNS, pak,"katanya sudah agak percaya diri.
"Gaji PNS berapa? Cita-cita menjadi PNS boleh, tetapi jangan terlalu berharap menjadi PNS. Pedagang kan tidak ada pendaftarannya,"kata JK.
Erik, mahasiswa asal Pesisir Selatan ini langsung menjawab, "Kalau PNS kan hidup terjamin pak. Ada pensiunannya,"katanya kepada JK.
Kemudian JK menanggapi, "Kalau tidak mau jadi pengusaha, untuk apa kau ikut kegiatan ini?,"lagi-lagi tawa peserta meledak mendengar komentar JK.
"Lebih baik seperti saya, menjadi pengusaha dan pernah jadi Wapres". Para hadirin pun kembali tertawa mendengar jawaban JK.
Dalam kuliah umum kewirausahaan tersebut, JK didampingi oleh Sekdaprov, Firdaus K, Syafi'i Ma'arif, Bachtiar Chamsyah (mantan Menteri Sosial), Fahmi Idris(mantan Menteri Perindustrian), dan Asli Chaidir. Kegiatan ditutup dengan pembacaan doa oleh Buya Masoed Abidin.
Motivasi diri mengasah mental Pengusaha
Dalam kesempatan tersebut, Jusuf Kalla (JK) menyatakan bahwa kesuksesan orang Minang menjadi pengusaha tidak hanya mengandalkan otot, tetapi juga menfungsikan otak dengan sebaik-baiknya.
"Karena itulah orang Minang menjadi saudagar yang pintar,"kata JK dengan logat Bugisnya.
Lebih lanjut, JK yang juga Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) menyatakan bahwa terjun ke dalam dunia kewirausahaan, butuh pengalaman. Karena pengalaman adalah guru yang terbaik.
"Apa perbedaan antara pengalaman dengan guru?,"tanya JK kepada ribuan peserta yang memadati ruangan PKM Unand.
Dijelaskan JK, pengalaman lahir dari menguji dahulu baru mengajar. Sementara guru, mengajar dahulu baru menguji. Lagi-lagi, tawa terdengar dari peserta.
JK menjelaskan bahwa dalam agama Islam, posisi pengusaha dijunjung tinggi. Menurutnya, menjadi pengusaha merupakan salah satu sunnah Rasul, Muhammad SAW. Karena Rasulullah, semasa hidupnya juga tercatat sebagai seorang pengusaha.
"Makanya, pengusaha itu tidak tergantung dari latar belakang pendidikan. Motivasi yang paling penting, tekad, kemauan dan optimisme,"kata JK
Komentar
Posting Komentar