Aset Budaya di 50 Kota perlu dilestarikan


50 KOTA,Kekayaan kabupaten Limapuluh Kota tentang objek wisata tidak diragukan lagi. Wisata alam dan sejarah (budaya), merupakan dua sisi yang menjadi primadona sebagai simbol nilai lebih daerah ini dibanding daerah lain. Lembah Harau yang mempesona tiada duanya, dan ratusan menhir yang tersebar di pelosok daerah ini yang juga sulit ditemukan di daerah lain, merupakan dua model asset yang amat mengagumkan.

Persoalannya sekarang adalah, bagaimana peran dan kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi melestarikan serta melindungi asset-asset tadi ?.Peran pemerintah daerah melalui kantor terkait tentu tidak bisa diharapkan sepenuhnya. Untuk itulah, selama dua hari, Rabu dan Kamis lalu dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Limapuluh Kota mengumpulkan sekitar seratus orang  tokoh masayarakat, adat dan agama, serta juru bicara dan pelaku wisata daerah ini di sebuah hotel di Payakumbuh.

Kepala dinas (Kadis) Kebudayaan dan pariwisata Limapuluh Kota Awaluddin, Senin lalu mengatakan, bahwa Limapuluh Kota kaya akan sejarah dan purbakala, serta nilai-nilai tradisi. Dimana mempunyai lima situs megalitik benda cagar budaya beserta menhir yang tersebar di 13 kecamatan.

"Ini merupakan asset budaya bangsa yang perlu dilestarikan dan dilindungi. Sebab itu merupakan nilai penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta kebanggaan generasi yang akan datang. Dalam rangka menunjang pembangunan kebudayaan di daerah ini maka dinas yang kami pimpin menganggarkan program pengelolaan kekayaan budaya dengan kegiatan Fasilitasi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya. Kegiatan ini berada dalam tupoksi bidang sejarah, purbakala dan kekayaan budaya," ujar Awaluddin .

Sasaran kegiatan yang ita laksanakan ini adalah, lanjut Awaluddin  menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat untuk mengelola dan mengembangkan kebudayaan yang ada. Dari pelatihan yang dilakukan ini diharapkan mampu meningkatlkan sumber daya manusia dalam manajemen pengelolaan dan pengembangan kekayaan budaya di Limapuluh Kota ini, kata Awaluddin yang saat itu didampingi Muslim Dt.Mangun Kabid sejarah, purbakala dan kekayaan budaya sekaligus ketua panitia.

"Tujuan digelarnya kegiatan ini disamping untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melestarikan peninggalan sejarah dan benda cagar budaya juga menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masayarakat dalam mengelola kebudayaan yang masih ada dan bertahan ditengah masyarakat", ungkap kadis.

Sementara materi yang disajikan dengan beberapa orang nara sumber masing-masing, potensi cagar budaya, kebijakan pemerintah daerah dalam pelestarian peninggalan sejarah dan budaya, kemudian peran tokoh adat dan agama dalam mengembangkan kekayaan buadaya," tutur Awaluddin menjelaskan.

Komentar

Postingan Populer