Objek Wisata Kapalo Banda Taram ditutup

50 KOTA---Gerah melihat ulah pengunjung objek wisata Kapalo Banda yang sering berbuat mesum. Masyarakat Nagari Taram, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, yang oleh Tuangku 21 (bilal, garin, khatib, dan utusan suku), memutuskan menutup tempat wisata umum tersebut, sejak Minggu (14/2).

"Dengan ditutupnya Kapalo Banda  berdasarkan surat Pernyataan Tuangku 21 Nomor 10/PMBK-ST/XII/TRM-2009. Berarti, masyarakat umum ataupun pengunjung tak dibolehkan lagi bermain-main di tempat ini,"kata Khatib Ratius Jamaris,57, anggota Tuangku 21.

Menurut Khatib Ratius, rencana penutupan Kapalo Banda tersebut, sudah diagendakan dari Bulan Desember 2009. Penutupan berawal dari keresahan warga atas perbuatan pengunjung yang tidak senonoh lagi. Tercatat sudah ratusan orang yang kepergok bertelanjang dada, bahkan ada juga yang berzina.

”Ini benar-benar meresahkan masyarakat. Padahal, nagari kami nagari adat. Makanya, kami tunjukkan, kalau Adat Taram tak main-main soal tatakrama. Kita tak takut jika tak ada lagi obyek wisata. Lagi pula Masyarakat taram tak butuh obyek Wisata yang tidak berazaskan adat basyandi syarak, syarak basyandi kitabullah,"kata Khatib Ratius.

Pada bagian lain, Muhammad Ikhsan, seorang tokoh masyarakat Taram mengakui, akan ada pihak yang kecewa dengan penutupan objek wisata Kapalo Banda. Namun suka tak suka, Kapalo Banda memang harus ditutup selama-lamanya.

Secara terpisah, budayawan nasional asal Nagari Taram, Damhuri Muhammad, mengaku setuju dengan penutupan objek wisata Kapalo Bonda. Menurutnya, jika Kapalo Bonda terus dibiarkan serba tanggung, dikelolah semata-mata nagari, tanpa melibatkan suku dinas pariwisata, akan menjadi bola api di kemudian hari.

"Akan timbul konflik antar Tuangku 21 dari kaum surau dengan sebagian oknum niniak mamak dan anak nagari, karena terjadi perbedaan persepsi. Jadi saya sangat setuju sekali, kalau memang masyarakat bersama Tuangku 21 menutup Kapalo Bonda. Sebab lebih besar mudharat dari pada manfaatnya,"kata Damhuri Muhammad.

Meskipun setuju dengan penutupan Kapalo Bonda untuk umum, Damhuri yang baru-baru ini ditetapkan sebagai Cerpenis Pilihan Kompas, tetap berharap, untuk wisata yang bersifat spritual Kapalo Banda tidak ditutup. "Sesuai dengan sejarahnya, Kapalo Bonda itu adalah tempat ziarah spritual. Kalau ada yang wisata spritual ke sana, jangan dihalangi,"katanya.

Komentar

  1. weleh2,,objek pariwisata kok di jadiin tmpt mesum..ckckck

    BalasHapus
  2. di payakumbuh,bukittinggi.batusangkar,padang panjang,pariaman,padang,solok,pesisir selatan,sijunjuang dan masih banyak lagi, sangat banyak tempat wisata yg indah dan masih alami...tapi kebanyakan lokasi tsb di TUTUP.untuk umum..smoga di lain waktu di buka lagi...sumatra barat gak kalah dengan bali atau thailand...sorry negri kami ga` boleh di expost oleh org" tua minang....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer