50 Kota dan Payakumbuh dilanda Longsor dan Banjir


PAYOKUMBUAH,Usai longsor menewaskan tiga nyawa beberapa waktu lalu, Aia Putiah kembali longsor yang menggeser 4 KK, Sabtu (12/12) pagi longsor kembali menerbankan 25 meter tanah tebing yang memang makin rawan itu.

Kemacetan sepanjang 1 km akibat jalan lintas Riau-Sumbar terputus. Aparat dari Penanggulangan Bencana Limapuluh Kota langsung bergerak ke lokasi. Aparat kepolisian juga datang. Mereka bekerja keras membantu alat berat PU Provinsi bekerja membersihkan jalan dari tumpukan tanah.

Awalnya, dari keterangan Kepala Pemadam dan Penanggulangan Bencana Limapuluh Kota Firmansyah yang langsung bergerak ke lokasi pagi, longsor terjadi di bagian atas kelok sembilan. 25 sepeda motor terbawa longsor. Untung pemiliknya selamat.

Motor-motor itu bisa diselamatkan. 1 jam lamanya kendaraan yang melewati jalur tersebut harus menanti dengan sabar. Petugas PU provinsi bersama alat beratnya bekerja keras. Air hujan makin deras mendera tebing tanah yang makin rawan terban itu.

Berikutnya, kawasan Kelok Palai, Ulu Aia akhirnya terban juga. 2 jam lamanya pengerjaan pembersihan jalan. “Kawasan mulai dari Lubuak Jantuang sampai Lubuak Bangku memang tercatat kini rawan longsor,” ujar Firmansyah usai meninjau lokasi.

Sementara untuk kawasan rawan terban dicatat mulai dari Rimbo Data sampai perbatasan dengan Provinsi Riau. Wilayah ini selalu diamati oleh aparat setiap waktu.

BANJIR DIMANA-MANA

Dimulai dari kawasan Harau, Nagari Taram, Jorong Subarang Taram 30 KK penduduk terpaksa diungsikan. Air banjir naik baru siang, akibat limpahan air dari hulu. Sawah tercatat 50 Ha rusak parah.

Sementaram di Batu Balang, Nagari yang sama 200 Ha tanaman masyarakat beserta kolam ikan diamuk air deras.

Ke Lareh Sago Halaban, di Nagari Balai Panjang, Jorong Lurah Bukik  sebuah check dam atau penahan air jebol. Check Dam yang masih baru dibanguin dengan DAK 2009 ini jebol dilintas air deras. Akibatnya  saluran irigasi  ditambah sawah 10 Ha hancur.

Di Jorong Tareh, Nagari Balai Panjang sebuah bangunan sekolah direndam air. Buku-buku sekolah masih baru terendam air. Alat-alat elektronik, komputer dan lainnya rusak tak bisa digunakan lagi.

Masih dari Balai Panjang, Jorong Kubang tercatat kerugian 100 Ha sawah yang direndam air. Jorong Kubang Rasau 40 KK mesti diungsikan sebab rumah mereka terendam air tinggi dan deras. 40 Ha sawah serta ladang jagung rusak.

Di Jorong Lareh nan Panjang, Nagari Batu Payuang 5 Ha sawah dan kolam ikan juga jadi korban banjir.

180 TAGANA

Firmansyah dan anggota dibantu 180 taruna siaga bencana (Tagana) sampai sore tadi terus memantau di lapangan. Di Kecamatan Pangkalan, Nagari Mangilang penghuni 20 rumah terpaksa juga diungsikan.

Di Jorong Sopang, Nagari Pangkalan, 64 buah rumah terendam air satu meter. Firmansyah sendiri menengarai ulah penebangan hutan serta berubahnya peruntukan hutan menjadi ladang mengakibatkan kondisi tanah menjadi labil. Longsor dan tanah terban menjadi langganan.

“Kita hanya bisa mengingatkan. Bahwa bencana seperti ini dapat diprediksi sebab kondisi tanah, lahan dan hutan kita yang kian gundul. Tentunya, kewenangan bukan di tangan kami. Kami sekedar memberi warning akan bencana yang terus mengintai ini,” ujar Firmansyah menyayangkan.

Banjir pun demikian. Akibat lahan yang telah polos, maka aliran air hujan langsung turun ke daerah rendah serta merusak daerah aliran sungai (DAS) tak tertahankan. Ini bahaya yang terus mengancam sampai ke depan jika tidak segera diantisipasi.

Galian C yang tak berizin pun menjadi penyebab pendangkalan sungai di beberapa titik. Tentunya, karena digali, diambil pasirnya, sehingga dasar sungai menjadi lunak dan diisi tanah. Akhirnya menjadi dangkal.

Limapuluh Kota kini menjadi daerah rawan bencana alam. Terutama banjir dan longsor. Pihak Dinas Sosial Limapuluh Kota telah bergerak ke lokasi-lokasi bencana mengantarkan bantuan darurat.

KOTA PAYOKUMBUAH

Tak hanya di Kabupaten Limapuluh Kota saja, pengamatan dilapangan juga menemukan kenyataan di daerah Pakan Salasa, Payakumbuh Timur juga di Kelurahan Payobasuang air deras merendam jalan, rumah penduduk serta sawah berhektar-hektar.

Kerusakan dan jumlah kerugian belum bisa ditaksir. Ketika dihubungi, KaKesbangpol Payakumbuh Atur Satria mengatakan belum tahu sama sekali adanya banjir di kotanya. Ironis memang tapi begitulah kenyataannya.

Komentar

Postingan Populer