Virus SEPILIS telah mewabah pada Remaja Minang

PADANG---Cegah dan tangkal virus SEPILIS (Sekularisme, Kapitalisme, Liberalisme) itulah tema yang diusung oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Sumatera Barat dalam seminar beberapa waktu lalu. Berangkat dari keprihatinan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia daerah Sumatera Barat melihat semakin merajalelanya virus ini pada kalangan remaja.

Seperti fakta-fakta yang dipaparkan Nuril Maghfirah (Ketua Lajnah I'Lamiyah MHTI DPD I-Sumbar). Semua mencakup perilaku remaja (usia 12-24 tahun, menurut WHO, red) yang telah tertular virus SEPILIS. Akibatnya, remaja tidak lagi memiliki rasa malu pada dirinya.

Mereka dengan entengnya melakukan hubungan suami isteri di tempat-tempat umum seperti Taman Makam Pahlawan, Pasar Bukittinggi, bahkan bekas lapangan sepakbola di Payakumbuh yakni Lapangan Poliko.

"Tidak hanya itu, masih banyak hal lainnya yang dilakukan remaja akibat dari virus SEPILIS ini, mulai dari minum-minuman keras, menonton film-film dan video porno, melihat gambar-gambar porno, dan melakukan pornoaksi tanpa malu-malu, "ungkap Nuril.

Dikatakannya, selain itu, para remaja juga gandrung bermain judi. Semua hal tersebut disampaikan oleh Nuril melalui slide-slide yang berisi potongan-potongan koran terkini dan juga data-data statistik dari berbagai sumber. Inilah potret remaja Sumatera Barat yang notabene masyarakatnya mayoritas muslim ditambah lagi dengan falsafah minangkabau yang sangat terkenal, yakni "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah".
Ketua Lajnah Fa'aaliyah MHTI-Sumbar, DR. Yuliana, M. Si mengatakan sudah saatnya remaja islam kembali kepada aturan-aturan yang berasal dari sang Pencipta dan Pembuat Hukum, yakni Aturan Allah yang berada di dalam Islam. Untuk itu, perlu pembelajaran tentang Islam, memantapkan pemikiran remaja tentang bagaimana islam mengatur seluruh aspek kehidupan, memanfaatkan potensi akal yang diberikan Allah, mensingkronkan antara pemikiran dan perasaan, mengaplikasikan semua yang terdapat dalam al-qur'an dan as-sunnah, dan remaja pun harus merapatkan barisan, satu komando untuk keluar dari jerat SEPILIS tersebut.

"Tentunya, dengan memiliki dorongan yang sangat kuat dari dalam diri remaja, orang tua, dan juga dibutuhkan peran dari berbagai pihak. Termasuk di dalamnya masyarakat, sekolah maupun pemerintah, "ungkapnya.

Komentar

Postingan Populer