Siang-siang buat Mesum,2 Pasang Muda-mudi Ditangkap

BUKITTINGGI---Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bukittinggi,  mengamankan dua pasang remaja yang diduga melakukan perbuatan mesum di Tugu Pahlawan tak Dikenal, Selasa. Para remaja yang diamankan petugas tersebut, masing-masingnya "Fr" (20), asal Payakumbuh, "Rn" (17), Warga asal Kabupaten Agam, "Rm" (20), asal Kabupaten Agam dan "Tk" (19), juga berasal dari Kabupaten Agam.

Kepala Sat Pol PP Bukittinggi, Zulfider didampingi Kasi Ops, Kusman, menyebutkan, diamankannya dua pasang remaja tersebut, karena tindakannya dinilai telah melanggar Peraturan Daerah (Perda) Kota Bukittinggi, Nomor 9 Tahun 2000 yang diperbarui dengan Perda Nomor 20 Tahun 2003 tentang Penyakit Masyarakat (Pekat).

Pasangan yang belum terikat tali pernikahan itu diamankan petugas, sekaitan adanya laporan dari masyarakat kepada petugas. Mendapat laporan demikian, petugas yang turun ke TKP menemukan dari tangan pasangan berupa telepon genggam yang berisikan sejumlah video beradegan mesum.

"Di samping adanya laporan masyarakat, dan berdasarkan partroli rutin yang dilakukan anggota, maka petugas mendapati pasangan itu sedang berciuman di Tugu Pahlawan tak Dikenal, sehingga pasangan itu langsung diamankan petugas ke kantor Sat Pol PP di Belakang Balok Bukittinggi,"kata Kusman.

Bahkan menurut Kusman, agar perbuatan yang dapat mengarah kepada perzinaan di Kota Bukittinggi itu, maka Sat Pol PP memfokuskan patroli di seluruh sudut kota dan kawasan jam gadang. Tidak hanya itu, diamankannya dua pasangan remaja tersebut, justru mendapat sambutan positif dari Wali Kota Bukittinggi, H. Ismet Azis,

Sehingga Ismet Amzis menyempatkan diri untuk mendatangi Kantor Sat Pol PP Bukittinggi guna melihat langsung kedua pasang remaja itu. Cuma saja, atas perbuatan kedua pasangan itu, walikota Bukittinggi terlihat geram, dan hingga berita ini dibuat, kedua pasangan remaja tadi masih diamankan di kantor Sat Pol PP Bukittinggi untuk dimintai keterangan.

Satpol PP amankan pelajar yang sedang mengakses situs Porno

Dlam Razia Pekat yang digelar Satpol PP kota Bukittinggi ini juga didapati beberapa siswa yang Sedang asik bermain Play Station (PS) di warung Internet (Warnet) bahkan di antaranya didapati sedang membuka situs porno, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) Bukittinggi,  mengamankan puluhan siswa dan siswi tingkat SMP dan SLTA dari beberapa sekolah negeri dan swasta di Bukittinggi.

Para pelajar dan siswa itu didapati di warnet dan tempat PS di beberapa kawasan di Bukittinggi, pada saat jam sekolah dan mengenakan pakaian seragam sekolah. Meskipun diketahui bolos dari sekolah, beberapa siswi yang lain berasal dari salah satu SMK Negeri Bukittinggi, justru membantah bahwa mereka bolos dari sekolah saat diamankan petugas. 

Alasannya, karena mencari tugas di internet, apalagi setelah pelajaran olah raga tak ada lagi kegiatan lain. Tetapi yang jelas, Kepala Kantor Sat Pol PP Bukittinggi , Drs Zulfider didampingi Kasi Ops, Kusman, mengatakan, dengan diamankannya puluhan siswa yang didapati sedang bermain di internet dan tempat PS pada jam sekolah serta masih mengenakan pakaian seragam sekolah, adalah tugas Satpol PP untuk mengamankannya.

"Dengan tertangkapnya 23 orang pelajar dan siswa tersebut dan 5 orang di antaranya adalah wanita. Maka mereka akan diproses, meskipun alasannya adalah untuk mencari tugas di internet, namun pihak Satpol PP tidak mau menerima begitu saja alasan tersebut. Sebab, kalau memang ada tugas dari sekolah tentu ada buktinya,"kata Zulfider.

Setelah para pelajar dan siswa tersebut diamankan, selanjutnya pihak Satpol PP menghubungi pihak sekolah bagi siswa bersangkutan untuk koordinasi. "Apabila seandainya kepala sekolah tidak bisa datang, maka harus ada yang mewakili,"jelas Zulfider, sambil menghimbau kepada pengusaha warnet agar lebih menertibkan, dan harus ada izin usaha dari instansi terkait.

Bahkan menurutnya, razia itu tidak hanya terhadap pelajar pada saat jam sekolah, tetapi bagi warnet pun akan dilakukan razia, terutama terhadap sekat-sekat yang ada di warnet tersebut. Sekat-sekat itu diharapkan agar dibuka. Kepada pihak sekolah juga diharapkan, apabila ada tugas yang mengharuskan siswa ke warnet harus ada bukti fisik.