Istano Silinduang Bulan Terbakar

BATUSANGKAR---Istano Si Linduang Bulan, istana pewaris Kerajaan Pagaruyung di Pagaruyung, Tanahdatar terbakar. Namun dipastikan benda-benda pusaka kerajaan selamat karena disimpan di tempat lain.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanahdatar Alfian Jamrah mengatakan, Istano Si Linduang Bulan terbakar sekitar pukul 01.30 WIB, Minggu (21/3/2010). Api baru bisa dipadamkan mobil pemadam kebakaran sekitar pukul 02.30 WIB.

"Atap dan kuda-kuda habis terbakar, juga dinding bagian belakang yang penuh ukiran, interior bagian dalam, perangkat pelaminan dan hiasan lainnya," katanya, Minggu (21/3/2010).

Kerugian akibat kebakaran belum ditaksir, masih diinventarisir. Juga penyebab kebakaran masih diselidiki Polres Tanah Datar.

Alfian memastikan tidak ada benda-benda pusaka kerajaan atau benda cagar budaya yang ikut terbakar. Sebab benda-benda pusaka disimpan di kediaman pewaris Kerajaan Pagaruyung, Pemangku Daulat Yang Dipertuan Sutan Muhammad Taufik Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam.

"Selama ini Istano Si Linduang Bulan hanya digunakan untuk upacara kerajaan, bukan untuk tempat tinggal," ujarnya.
Istano ini terkenal sebagai tempat pemberian gelar sejumlah tokoh nasional. Di antaranya Anwar Nasution, Yusril Ihza Mahendra, dan Sri Sultan Hamengkubuwono.

Meski Istano Silinduang Bulan lebih kecil dibanding Istano Basa Pagaruyung yang ludes terbakar pada 27 Februari 2007. Atapnya pun dari genteng metal dengan rangka beton. Namun dindingnya penuh ukiran minang yang indah.
Selain itu, istana ini merupakan  pengganti  Rumah  Tuan  Gadih  Pagaruyung  Istano  Si  Linduang Bulan yang terbakar pada 3 Agustus 1961. Istana yang berdiri di Melayu Ujung Kapalo Koto atau di Balai Janggo Pagaruyung,
Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar ini adalah rumah pusaka dari Keluarga Besar Ahli Waris Daulat Yang Dipertuan Raja  Pagaruyung.

Istana ini dibangun dengan peletakan batu pertama pada 31 Agustus 1987. Kemudian diresmikan secara adat pada 21 Desember 1989. Persemian oleh pemerintah dilakukan pada 23 Desember 1989.

Saat itu hadir meresmikan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Susilo Sudarman, Menteri Pertambangan dan Energi Ginanjar Kartasasmita, dan Menteri Perhubungan Azwar Anas.
"Waktu itu biaya pembangunan kalau tidak salah hanya sekitar Rp250 juta, maklum 23 tahun lalu, kalau sekarang pembangunan bisa miliar, misalnya Istano Basa Pagaruyung saja telah menghabiskan biaya Rp15 miliar," kata Alfian.

Alfian belum bisa memastikan apakah Istano Si Linduang Bulan akan dibangun ulang atau dipugar bagian yang rusak.

"Yang pasti sekarang wisatawan ke Tanahdatar sangat kehilangan objek wisata Istana Pagaruyung, sebab sejak Istano Basa terbakar, pengunjung beralih mengunjungi Istano Silinduang Bulan, kini juga terbakar, padahal Istano Basa baru siap 91 persen," ujarnya.

Komentar

Postingan Populer