Tuanku Imam Bonjol


Peto Syarif yang kemudian lebih dikenal dengan Tuanku Imam Bonjol dilahirkan pada tahun 1772 di Kampung Tanjung Bunga, Kabupaten Pasaman Sumatra Barat. Ia dilahirkan dalam lingkungan agama. Mula-mula ia belajar agama dari ayahnya, Buya Nudin. Kemudian daribeberapa orang ulama lainya, seperti Tuanku nan Renceh. Imam Bonjol adalah pendiri negeri BonjolPertentangan kaum Adat dengan kaum Paderi atau kaum agama ikut melibatkan Tuanku Imam Bonjol. Kaum paderi berusaha membersihkan ajaran agama islam yang telah banyak diselewengkan agar dikembalikan kepada ajaran agama islam yang murni. Golongan adat yang merasa terancam kedudukanya, mendapat bantuan dari Belanda. Namun gerakan pasukan Imam Bonjol yang cukup tangguh sangat membahayakan kedudukan Belanda. Oleh sebab itu Belanda terpaksa mengadakan perjanjian damai dengan Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1824. Perjanjian itu disebut "Perjanjian Masang". Tetapi perjanjian itu dilanggar sendiri oleh Belanda dengan menyerang Negeri Pandai Sikat.  Pertempuran-pertempuran berikutnya tidak banyak berati, karena Belanda harus memusatkan kekuatanya terhadap Perang Diponogoro.
Tetapi setelah Perang Diponogoro selesai, maka Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran untuk menaklukan seluruh Sumatra Barat. Imam Bonjol dan pasukanya tak hendak menyerah dan dengan gigih membendung kekuatan musuh. Namun Kekuatan Belanda sangat besar, sehingga satu demi satu daerah Imam Bonjol dapat direbut Belanda. Tak urung Bonjol pun jatuh ke tangan musuh. Tapi tiga bulan kemudian Bonjol dapat direbut kembali. Ini terjadi pada tahun 1832.
Belanda kembali mengerahkan kekuatan pasukanya yang besar. Tak ketinggalan Gubernur Jendral Van den Bosch ikut memimpin serangan ke Bonjol. Namun ia gagal. Ia mengajak Imam Bonjol berdamai dengan maklumat "Palakat Panjang", Tapi Tuanku Imam curiga. Untuk waktu-wakyu selanjutnya, kedudukan Tuanku Imam Bonjol bertambah sulit, namun ia tak sudi untuk berdamai dengan Belanda.Tiga kali Belanda mengganti panglima perangnya untuk merebut Bonjol, sebuah negeri kecil dengan benteng dari tanah liat. Setelah tiga tahun dikepung, barulah Bonjol dapat dikuasai, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1837.
Akhirnya Tuanku Imam Bonjol terjebak oleh pengkhianatan Belanda dengan berselubung perundingan. Ia dapat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur. Takut akan pengaruh pemimpin Paderi itu di Jawa Barat, ia pun dipindahkan ke Ambon dan kemudian ke Manado. Di sana Tuanku Imam Bonjol wafat tanggal 6 Nopember 1864 dalam usia 92 tahun
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden No 087/TK/Tahun 1973, tgl 6 November 1973, Tuanku Imam Bonjol ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Bagi masyarakat Minahasa Tuangku Imam bonjol mempunyai arti sendiri, di sebelah adalah makam Tuanku Imam Bonjol di Minahasa.
Tuanku Imam Bonjol bukanlah seorang Minahasa, tetapi dia meninggal di Minahasa di dekat Pineleng pada tanggal 6 Nopember 1864.  Dia berasal dari Sumatra Barat.  "Tuanku Imam Bonjol" adalah sebuah gelar yang diberikan kepada guru-guru agama di Sumatra.  Nama asli Imam Bonjol adalah Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin.  Dia adalah pemimpin yang paling terkenal dalam gerakan Padri di Sumatra, yang pada mulanya menentang perjudian, adu ayam, penggunaan opium, minuman keras, tembakau, dll., tetapi kemudian mengadakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda, yang mengakibatkan perang Padri (1821-1838).  Pada tahun 1837, desa Imam Bonjol berhasil diambil alih oleh Belanda, dan Imam Bonjol akhirnya menyerah.  Dia kemudian diasingkan di beberapa tempat, dan pada akhirnya dibawa ke Minahasa.  Dia diakui sebagai pahlawan nasional.
Sebuah bangunan berciri khas Sumatra melindungi makam Imam Bonjol.  Sebuah relief menggambarkan Imam Bonjol dalam perang Padri menghiasi salah satu dinding.  Di samping bangunan ini adalah rumah asli tempat Imam Bonjol tinggal selama pengasingannya.

Komentar

Postingan Populer